Titrasi adalah metode dalam analisa Volumetri |
Setelah membahas tentang Analisa Kuantitatif pada postingan sebelumnya, maka pada postingan kali ini kita akan membahasa salah satu metode Anaalisa Kuantitatif, yaitu Metode Analisa Volumetri
Baca juga : Analisa Kuantitatif
Analisa Volumetri
Sesuai dengan namanya, Analisa Volumetri adalah metode analisa kuantitatif yang menetapkan kadar atau konsentrasi suatu ion, atau senyawa dengan menggunakan perbandingan volume. Metode yang digunakan dalam Analisa Volumetri ini biasa disebut sebagai Titrasi. Oleh karena itu, Metode Volumetri ini disebut sebagai Metode Titrimetri.
Apa itu Titrasi?
Titrasi adalah suatu metode proses yang mereaksikan bahan atau larutan yang akan digunakan dengan menggunakan bahan atau larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara langsung, larutan ini disebut sebagai Larutan Baku. Proses rekasi dilakukan dengan meletakkan larutan baku yang telaah diketahui konsentrasinya kedalam buret, dan meletakkan larutan yang ingin diketahui kadar atau konsentrasinya kedalam labu erlennmeyer, dan labu erlenmeyer diletakkan dibawah buret seperti pada gambar dibawah ini:
Larutan dalam labu erlenmeyer ditambahkan beberapa tetes Indikator agar titik akhir titrasi dapat diketahui. Kemudian larutan baku ditambahkan tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna larutan yang menandai titik akhir titrasi. Labu erlenmeyer harus selalu dikocok saat larutan baku ditambahkan, agar larutan baku bereaksi sempurna dengan larutan sampel. Volume larutan baku yang digunakan dicatat dan kemudian kadar atau konsentrasi dihitung menggunakan perbandingan volume.
Mol digunakan jika konsentrasi larutan baku yang digunakan menggunakan Molaritas, dan ek digunakan jika konsentrasti larutan baku menggunakan Normalitas. Larutan yang terdapat dalam buret disebut Titran dan larutan yang terdapat dalam labu erlenmeyer disebut Titrat. Titik Akhir (TA) adalah titik kelebihan sedikit titran saat titran dan titrat mencapai Titik Ekuivalen, sehingga titran bereaksi dengan indikator dan menghasilkan perubahan warna, sedang Titik Ekuivalen adalah titik saat Titran dan Titrat tepat habis bereaksi.
Rangkaian alat Titrasi |
Larutan dalam labu erlenmeyer ditambahkan beberapa tetes Indikator agar titik akhir titrasi dapat diketahui. Kemudian larutan baku ditambahkan tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna larutan yang menandai titik akhir titrasi. Labu erlenmeyer harus selalu dikocok saat larutan baku ditambahkan, agar larutan baku bereaksi sempurna dengan larutan sampel. Volume larutan baku yang digunakan dicatat dan kemudian kadar atau konsentrasi dihitung menggunakan perbandingan volume.
Rumus penentuan kadar zat dalam sampel |
Mol digunakan jika konsentrasi larutan baku yang digunakan menggunakan Molaritas, dan ek digunakan jika konsentrasti larutan baku menggunakan Normalitas. Larutan yang terdapat dalam buret disebut Titran dan larutan yang terdapat dalam labu erlenmeyer disebut Titrat. Titik Akhir (TA) adalah titik kelebihan sedikit titran saat titran dan titrat mencapai Titik Ekuivalen, sehingga titran bereaksi dengan indikator dan menghasilkan perubahan warna, sedang Titik Ekuivalen adalah titik saat Titran dan Titrat tepat habis bereaksi.
Ilustrasi TE dan TA |
Syarat-syarat Titrasi
Tidak semua zat dapat dianalisa menggunakan metode Titrasi, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisa dengan metode titrasi. Syarat tersebut antara lain:
- Reaksi yang terjadi hanya menghasilkan satu produk dengan kata lain tidak terdapat reaksi samping
- Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi tidak memakan waktu yyang lama
- Reaksi harus berlangsung sempurna
- Harus terdapat petunjuk untuk melihat titik akhir titrasi (Indikator)
Larutan Baku
Larutan baku yang digunakan dalam Titrasi dibagi menjadi 2 yaitu Larutan baku primer dan Larutan baku sekunder.
Ada beberapa syarat yang hharut dipenuhi oleh suatu zat untuk digunakan sebagai zat baku primer, syarat tersebut antara lain:
Larutan baku primer harus dibuat dengan:
Larutan Baku Primer
Larutan baku primer adalah larutan yang dibuat dari bahan baku primer dengan menggunakan penimbangan yang teliti dan pelarutan yang teliti pula, sehingga konsentrasinya dapat langsung diketahui dari perhitungan berat zat yang dilarutkan dengan volume larutan yang dibuat.Perhitungan Konsentrasi |
Ada beberapa syarat yang hharut dipenuhi oleh suatu zat untuk digunakan sebagai zat baku primer, syarat tersebut antara lain:
- Zat harus stabil, sehingga tidak berubah pada saat penimbangan.
- Rumus kimia dari zat tersebut diketahui dengan pasti (untuk menghitung Mr atau BE)
- Zat harus murni, atau dapat dimurnikan. Zat harus mudah diperoleh dan mudah dikeringkan
- Massa atom relatif (Mr) besar
- Memiliki sedikit zat pengotor
Larutan baku primer harus dibuat dengan:
- Penimbangan dengan teliti menggunakan neraca analitik
- Dilarutkan dalam Labu Ukur
Larutan Baku Sekunder
Larutan baku sekunder addalah larutan yang dibuat dari zat baku sekunder dengan penimbangan yang kurang teliti. Larutan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar/konsetrasi dari zat lain setelah distandarisasi oleh larutan baku primer. Standarisasi adalah suatu proses untuk menentukaan konsentrasi dari larutan baku yang tepat. Proses standarisasi hampir sama dengan penentuan kadar zat lain, yang membedakan antara lain:- Larutan baku sekunder yang akan diketahui konsentrasinya digunakan sebagai Titran
- Larutan baku primer digunakan sebagai Titrat
Perhitungan Standarisasi Larutaan baku sekunder |
Macam-macam Titrasi
Secara umum, titrasi dibagi menjadi 3, yaitu:
Dan berdasarkan reaksi yang terjadi, titrasi dapat digolongkan sebagai berikut:
- Titrasi langsung
- Titrasi tidak langsung
- Titrasi balik
Dan berdasarkan reaksi yang terjadi, titrasi dapat digolongkan sebagai berikut:
- Titrasi Asam Basa
- Titrasi Redoks
- Titrasi Kompleksometri
- Titrasi Pengendapan (Argentometri)
Itulah penjelasan lengkap tentang Metode Analisa Volumertri, untuk penjelasan macam-macam titrasi akan dibahas pada post selanjutnya. So stay tune.. ^_^.
EmoticonEmoticon