IDENTIFIKASI ANION

Ion Oksalat
Ion Oksalat

Setelah kita membahas secara lengkap tentang Identifikasi Kation dari mulai Pemisahan Kation hingga Identifikasi Kation untuk masing-masing golongan, sekarang kita akan membahas tentang Identifikasi Anion. Let's start it...

Baca juga : Pemisahan Golongan Kation

Identifikasi Anion

Sebagian anion dapat teridentifikasi pada analisa pendahuluan, misalnya Br-, I-, CO32-, S2- dan lain-lain. Untuk anion lain, Identifikasi dilakukan dengan cara melarutkan sampel dengan menggunakan larutan Na2CO3 jenuh, sehingga ion logam yang ada (kecuali K+ dan Na+) akan meengendap, kemudian disaring dan diambil sentratnya yang akan menghasilkan Larutan Ekstrak Soda.

Pembuatan Larutan Ekstrak Soda (ES)

Sedikit sampel dilarutkan dalam 15 sampai 20 ml larutan Na2CO3 jenuh.


Prosedur Identifikasi Anion

Proses Identifikasi Anion ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap Identifikasi Pendahuluan dan Penentuan Anion. Pada Identifikasi Pendahuluan kita ingin mengetahui kelompok dari anion yang terdapat didalam sampel, apakah termasuk kelompok Ion Pengoksidasi atau pun Ion Pereduksi. Sehingga pada tahap selanjutnya yaitu Penentuan Anion, kita hanya menguji Anion yang termasuk kedalam kelompok yang didapat pada Identifikasi Pendahuluan. Yang akan mempersingkat waktu pengujian / identifikasi.

Baca juga : Analisa Pendahuluan : Reaksi dengan H2SO4

Identifikasi Pendahuluan

Ion Pereduksi
  1. 1 ml ES diasamkan dengan menggunakan H2SO4 3M (hinggga semua CO32- habis), lalu tambahkan 1 sampai 2 tetes larutan KMnO4 encer, kemudian kocok. Jika warna ungu dari KMnO4 hilang, berarti terdapat Ion Pereduksi, seperti Br-, I-, SO32-, NO2-, dan S2-
  2. Jika warna KMnO4 tidak hilang, panaskan beberapa saat. Jika warna hilang berarti terdapat C2O42-.

  3. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
    Reaksi Identifikasi Pendahuluan : Ion Pereduksi
    Reaksi Identifikasi Pendahuluan : Ion Pereduksi


Ion Pengoksidasi
1 ml ES diasamkan dengan menggunakan H2SO4 3M, kemudian tambahkan 1 sampai 2 tetes Difenilamin. Perubahan warna larutan menjadi biru menandakan terdapatnya Ion Pengoksidasi, seperti CrO42-, Cr2O72-.


Penentuan Anion

SO42- (Sulfat), SO32- (Sulfit), C2 O42- (Oksalat), F- (Flourida), dan CrO42- (Kromat)
  1. 1 ml ES diasamkan dengan menggunakan HCL 1M. Jika terdapat S2- dalam sampel (diketahui pada analisa pendahuluan), maka S2- harus dihilangkan terlebih dahulu dengan menambahkan larutan Cd(NO3)2 yang akan menghasilkan endapan kuning. Endapan kemudian disaring dan diambil sentratnya. Tambahkan larutan BaCl2 untuk sentrat. Terbentuknya endapan putih menandakan adanya SO42-.
  2. Pisahkan endapan yang didapat dengan cara sentrifuge. Ambil sentratnya, lau ditambahkan Br2 sambil dikocok. Terbentuknyaendapan putih menandakan adanya SO32-,
  3. Pisahkan endapan yang didapat dengan cara sentrifuge. Kemudian ambil sentratnya dan tambahkan larutan NaOAc.Pembentukan endapan kuning menandakan adanya ion Cr2O72- atau CrO42-.
  4. Pisahkan endapan yang didapat dengan cara sentrifuge. Kemudian ambil sentratnya dan tambahkan CaCl2. Jika terdapat endapan putih, maka perlakukan endapan sebagai berikut:
    1. Tambahkan Aquadest pada endapan, lalu tambahkan HOAc 2M, larutan KMnO4 encer sambil diaduk hingga warna ungu dari KMnO4 tidak berubah warna lagii
    2. Jika semua endapan hilang,maka hanya terdapat ion C2O42-
    3. Jika masih terdapat endapan putih, berarti terdapat C2O42- dan F-
    4. Jika endapan tidak bereaksi dengan KMnO4 (warna KMnO4 tidak hilang) menunjukkan adanya F-.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Reaksi Identifikasi Sulfat, Sulfit, Oksalat, Florida, dan Kromat
Reaksi Identifikasi Sulfat, Sulfit, Oksalat, Florida, dan Kromat


SCN- (Tiosianat)
2 sampai 3 tetes ES diasamkan dengan menggunakan HNO3 6M dan tambahkan larutan FeCl3. Terbntuknya endapan warna merah atau jingga dari Fe(SCN)3 menandakan adanya SCN-.


Ion-ion Halida ( Cl- (Clhorida), Br- (Bromida), dan I- (Iodida) )
1 ml ES diasamkan dengan menggunakan HNO3 6M dan tambahkan larutan AgNO3. Endapan yang terbentuk disentrifuge. Apabila ada SCN- (AgSCN), maka harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara ditambahkan HNO3 pekat dan kisatkan sampai hampir kering. Kemudian tambahkan pada endapan 1 ml aquadest dan 5 tetes HNO3 6M kemudian kocok. Lalu tambahkan larutan (NH4)2CO3, kocok lalu kemudian sentrifuge. Pisahkan antara endapan dan sentrat.

  1. Sentrat dibagi menjadi dua bagian.
    1. Tambahkan larutan KBr. Jika terbentuk endapan kuning dari AgBr menunjukkan adanya Cl-
    2. Tambahkan HNO3 6M. Terbentuknya endapan putih dari AgCl menunjukkan adanya Cl-
  2. Pada endapan ditambahkan logam Zn dan H2SO4 2M. Larutan yang terbentuk dibagi menjadi dua.
    1. Larutan ditambahkan FeCl3, kocok dan tambahkan indikator amilum. Terbentuknya warna biru menandakan adanya I-.
    2. Jika terdapat I-, taambahkan FeCl3 dan didihkan hingga bebas I-. Lalu tambahkan larutan KMnO4 dan H2SO4 3M, lalu kocok. Sisa KMnO4 direaksikan dengan H2O2 10% lalu kocok dan tambahkan CHCl3. Terbentuknya warna coklat dari Mn2+ menandakan adanya Br-
Reaksi Identifikasi Ion Halida
Reaksi Identifikasi Ion Halida


Nitrat & Nitrit (NO2- & NO3-)
Jika dalam larutan terdapat ion SCN-, maka ion ini harus dihilangkan sebagai berikut: Tambahkan Ag2CO3 atau Ag2SO4 pada sedikit larutan ES, kemudian sentrifuge dan pisahkan antara endapan dan sentratnya, lalu endapannya dibuang. Sentrat diperiksa terhadap Nitrat dan Nitrit, encerkan dengan beberapa aquadest jika diperlukan. Tahap pengujian Nitrit dan Nitrat antara lain adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan terhadap ion Nitrit
Sedikit larutan diasamkan dengan HOAc 6M, kemudian ditambahkan dengan Tio-Ureum 10%. Diamkan selama 5 menit. Lalu asamkan dengan HCl encer, tambahkan dengan setetes FeCl3. Timbulnya warna merah menandakan adanya NO2. Jika hasil pengujian positif maka lanjutkan pada tahap Menghilangkan Ion Nitrit, tetapi jika bila hasilnya negatif maka dapat langsung ke tahap Test Cincin Coklat.

Menghilangkan ion Nitrit
Sedikit larutan diasamkan dengan sedikit HCl, tambahkan ureum lalu didihkan. Maka HNO2 akan keluar sebagai N2. Setelah rekasi selesai, maka segera lakukan tes cincin coklat terhadap larutan yang bebas NO2-.

Test Cincin Coklat
Larutan ditambahkan dengan H2SO4 sampai cukup asam, tambahkan larutan garam Mohr yang baru dibuat. Setelah itu alirkan H2SO4 pekat secara hati-hati sepanjang dinding, cincin coklat yang terbentuk pada perbatasan dengan H2SO4 pekat menandakan adanya NO3-.

Penentuan lain NO3-
Larutan ditambahkan dengan mwnggunakan NaOH 2M dan serbuk Alumunium, lalu periksa gas yang keluar ditangkap dengan lakmus merah. Perubahan warna kertas lakmus menjadi biru menandakan adanya NO3-.

Fosfat (PO43-
Asamkan 0,5 ml ES dengan menggunakan HNO3 2M dan Amonium Molibdat dan panaskan. Endapan kuning menandakan adanya PO43- atau SO42-. Untuk menunjukkan adanya PO43- disamping SO42- maka 1 ml ES diasamkan dengan menggunakan HCl 6M, lalu tambahkan satu tetes air Iod dan alirkan gas H2S untuk mengendapkan As2S3. Lalu H2S dikeluarkan dengan cara didihkan. Netralkan dengan NaOH dan lakukan penetapan PO43- seoerti diatas.

Borat
0,5 ml ES diasamkan dengan menggunakan HCl 6M dan tambahkan 1 tetes larutan pada kertas kurkuma, keringkan secara hati-hati lalu tambahkan 1 tetes NaOH 2M. Noda biru hijau menandakan menandakan adanya borat. Penentuan borat dapat juga dilakukan dengan zat asal. Sedikit zat asal ditambahkan dengan H2SO4 pekat, alkohol, dan dibakar (lakukan dalam cawan penguap). Warna hijau menandakan adanya borat.


Itulah penjelasan lengkap tentang Identifikasi Anion. Pada post berikutnya kita akan mulai membahas tentang Analisa Kuantitatif. So stay tune... ^_^.
Previous
Next Post »